09 Aug Ritual Adat Ngumpan Kampung dan Kehidupan Masyarakat Dayak Tobag Di Desa Sansat
Masyarakat adat yang berada di pedalaman Desa Sansat Kabupaten Sanggau, masih mempertahankan adat dan kearifan lokal yang telah diwariskan sejak zaman nenek moyang. Salah satu tradisi yang masih dijaga dengan teguh adalah ritual “Ngumpan Kampung”. Dalam bahasa Dayak Tobag artinya adalah sebuah upacara untuk mengeramatkan kampung.
Ritual Ngumpan Kampung dilakukan setahun sekali sebagai bentuk penghormatan dan pemeliharaan kepercayaan masyarakat adat yang telah turun-temurun dilaksanakan. Masyarakat Dayak Tobag sangat menghargai adat ini, yang dianggap sebagai bagian penting dari identitas dan spiritualitas mereka. Ritual ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga cara untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan alam dan leluhur.
Selain itu, masyarakat Dayak Tobag sangat tegas dalam menjaga aturan adat. Sebagai contoh, jika seorang lelaki atau perempuan membawa pasangan masuk ke kampung atau rumah tanpa izin dari pengurus adat atau RT, mereka dapat dikenakan sanksi adat. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran yang mengotori kampung dan tidak sesuai dengan norma yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Aturan ini tidak hanya berlaku bagi warga setempat, tetapi juga bagi orang luar yang berkunjung ke desa tersebut. Semua orang diharapkan menghormati dan mematuhi adat yang berlaku.
Keterampilan lainnya yang masih dipertahankan oleh masyarakat Dayak Tobag adalah keterampilan tradisional dalam membuat anyaman. Mereka membuat tikar dari daun dodang, baskom dari rotan, serta limpak dari bambu. Keterampilan ini bukan hanya diwariskan sebagai bentuk seni, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang mencerminkan kemandirian dan keakraban dengan alam.
Dalam keseharian, masyarakat adat di Desa Sansat saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai ini merupakan landasan kuat dalam mempertahankan adat dan tradisi yang ada. Dengan semangat gotong royong dan rasa hormat yang tinggi, mereka berusaha menjaga kelestarian warisan budaya yang berharga ini. Desa Sansat menjadi contoh nyata bagaimana adat dan kearifan lokal dapat tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman. Melalui keteguhan dalam mempertahankan tradisi dan adaptasi terhadap perkembangan, masyarakat Dayak Tobag menunjukkan bahwa warisan nenek moyang adalah harta yang harus dijaga dan dihormati.
Melalui berbagai ritual dan praktik adat yang mereka lestarikan, masyarakat Dayak Tobag di Desa Sansat menjaga hubungan harmonis dengan alam dan leluhur mereka. Keberadaan ritual Ngumpan Kampung menjadi bukti nyata dari penghormatan yang mendalam terhadap tradisi dan nilai-nilai spiritual. Ritual ini tidak hanya melibatkan doa dan persembahan, tetapi juga menjadi momen berkumpulnya masyarakat, memperkuat ikatan sosial dan solidaritas di antara warga.
Kehidupan sehari-hari masyarakat adat di Desa Sansat juga sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati. Setiap individu dalam komunitas memiliki peran dan tanggung jawab yang penting dalam menjaga kesejahteraan bersama. Tradisi gotong royong masih sangat kuat, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam perayaan-perayaan adat. Kebersamaan ini tidak hanya memperkuat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi fondasi yang kokoh dalam menjaga dan melestarikan adat dan tradisi mereka.
Desa Sansat adalah contoh yang inspiratif tentang bagaimana adat dan kearifan lokal dapat tetap hidup dan relevan di era modern. Komitmen masyarakatnya dalam melestarikan tradisi dan nilai-nilai luhur menjadi cerminan dari kekayaan budaya yang tak ternilai. Dengan mempertahankan adat dan kearifan lokal, mereka tidak hanya menjaga identitas dan kebanggaan komunitas, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi keragaman budaya Indonesia.
Penulis: Vinsensius Paul
Desain dan Editor: Tim Media Kampanye dan Informasi Teraju Foundation
No Comments