SEJUTA CERITA DIBALIK DUSUN TANJUNG JANGAN

SEJUTA CERITA DIBALIK DUSUN TANJUNG JANGAN

SEJUTA CERITA DIBALIK DUSUN TANJUNG JANGAN

 

Dusun Tanjung Jangan adalah salah satu dari empat Dusun yang berada di Desa Kampung Baru, Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau.

Luas Wilayah Adat Desa Kampung Baru 16.278,34 ha, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Wilayah adat Desa Sansat, Sebelah Timur Berbatasan dengan wilayah adat Desa Lumut, dan sebagian Wilayah adat Desa Teraju, di bagian selatan berbatasan dengan Wilayah adat desa Bagan Asam dan disebelah Barat bertepatan dengan Kabupaten Kubu Raya.

 

Sejarah Masyarakat Adat Dusun Tanjung Jangan

 

Bapak Samuri mengatakan bahwa Dusun Tanjung Jangan dahulu merupakan perkampungan yang dibuka oleh lima orang, lokasi pertama yang dibuka yaitu sekitar sungai Jangan. Kemudian awal tahun 1990 beberapa masyarakat dari kampung Tua Sebrang Kapuas Pindah ke kampung Tanjung Jangan.

 

 

Di dalam wilayah masyarakat adat Dusun Tanjung Jangan terdapat hutan yang di manfaatkan dan di lindungi secara lestari seluas 435,89 ha. Masyarakat adat selama ratusan tahun menjadikan wilayah adat yang berhutang sebagai sumber menyediakan kebutuhan kehidupan, seperti Pangan, Papan, Obat-Obatan, Pemenuhan air bersih dan Ekonomi semuanya berasal dari wilayah adat yang berhutang.

 

Bagaimana Masyarakat adat Tanjung Jangan Mengetahui Luas adatnya?

 

Masyarakat Bersama lembaga teraju indonesia yang di dukung oleh aparatur desa dan pemerintah kecamatan toba, melakukan pemetaan wilayah adat Dusun Tanjung Jangan, sebelum pemetaan dilakukan ada beberapa prasyarat yang harus di penuhi yaitu, harus mendapatkan persetujuan seluruh masyarakat adat Dusun Tanjung Jangan secara tertulis. Ini merupakan syarat proses padiatapa / FPIC (Free Pior Infrom Consen) yang dimana sebelum pemetaan partisipatif dilakukan. Setelah mendapatkan persetujuan dari masyarakat maka akan dilakukan Traning Pemetaan Partisipatif yang pesertanya berasal dari pemuda adat Tanjung Jangan.

Setelah dilakukan pemetaan partisipasi kurang lebih selama 2 minggu, hasil pemetaan sampaikan kepada masyarakat serta tokoh-tokoh adat untuk mendapatkan klarifikasi dan konfirmasi. Semua proses dari awal sampai pementaan peta telah dilakukan dan telah mendapatkan klarifikasi serta konfirmasi, kemudian masyarakat bermusyawarah untuk melakukan ritual adat penetapan wilayah adat dan isinya yang akan sampaikan kepada pemerintah kabupaten. Penetapan wilayah adat beserta isinya dipimpin langsung oleh Kepala Adat Dusun Tanjung Jangan yang bernama Kek Muri. Nama ritual adat tersebut yaitu Ritual Adat Mandoh, yang bahan utamanya terdiri dari ayam jantan merah, jangkar, tempayan, dan masih banyak lainnya. Ritual adat tersebut selain berfungsi meminta izin kepada leluhur untuk menetapkan hutan tersebut menjadi hutan adat juga memberitahukan kelainnya bahwa hutan tersebut sudah menjadi hutan adat secara sah menggunakan adat.

 

Kekayaan Keanekaragaman Hayati Di Wilayah Adat Dusun Tanjung Jangan

 

Keanekaragaman flora dan fauna juga sangat beragam di Dusun Tanjung Jangan, salah satunya juga di wilayah ini memiliki tanaman obat sebanyak 28 jenis. Banyaknya jenis tanaman obat yang terdapat di Dusun Tanjung Jangan juga berperan penting dalam menunjukkan ekosistem hutan adat masyarakat di Dusun Tanjung Jangan yang masih sangat asri dan terjaga kawasannya. Dengan masih terjaganya hutan dan udara maka sangat dapat mempengaruhi keberagaman jenis flora maupun fauna yang hidup di eksositem tersebut. Salah satu contohnya adalah keberagaman jenis ikan yang berada di sungai kapuas yang melintasi Dusun Tanjung Jangan, bahkan sungai – sungai kecil yang merupakan bagian dari Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) yang dimana air hujan diterima dan dialirkan melalui anak sungai ke sungai utama yang berada di sungai kapuas.

 

 

Jenis ikan yang sangat populer yang ada di dusun Tanjung Jangan Tersebut adalah adalah Ikan ringau. Ikan Ringau merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki corak unik sehingga mempunyai keindahan tersendiri. Dengan corak dan warnanya yang indah, Ikan Ringau dibandrol dengan harga yang lumayan tinggi dan banyak dicari oleh masyarakat Dusun Tanjung Jangan. Harga Ikan Ringau untuk corak yang bersih dengan corak tiga garis dibandrol dengan harga 40 ribu per sentimeter, jika coraknya bercampur atau ada yang tidak bersih maka harganya pun akan turun hingga dihargai dengan harga yang sesuai dengan perekornya.

 

Kekayaan potensi Dusun Tanjung Jangan juga tidak hanya bisa dilihat dari sektor udara saja, tetapi kekayaan hutan di Dusun Tanjung Jangan bisa dilihat pada hasil hutan salah satunya seperti Hutan Madu. Dusun Tanjung Jangan manfaatkan madu baik untuk kebutuhan sendri maupun untuk dijual ke pasar. Ketersediaan madu setiap tahunnya tidak lepas dari kondisi hutan yang masih dalam keadaan bagus, dan masih sangat asri terjaganya lingkungan yang berada di sekitar hutan. Madu hutan di Dusun Tanjung Jangan memiliki 3 jenis warna dan juga rasa, yang pertama jenis yang warnanya memiliki warna kuning, jenis kedua bewarna oren, dan jenis yang ke tiga memiliki warna merah kehitaman. Bahkan terdapatnya sumber dari bunga sekitar sarang lebah yang menjadi makanan sehari-hari bagi lebah hutan Di dusun Tanjung Jangan juga mempengaruhi akan rasa madu tersebut, seperti salah satunya bunga yang dimaksud adalah seperti madu bunga padi dan madu bunga kayu alam yang walaupun keduanya sama – sama madu namun memiliki rasa dan warna yang sangat berbeda.

 

 

Hutan merupakan tempat habitat yang sangat penting bagi kehidupan satwa liar dan juga keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya namun terkonversinya lahan dari hutan ke non hutan saat ini membuat produksi madu hutan di Dusun Tanjung Jangan setiap tahunnya menjadi berkurang bahkan jika terus dibiarkan maka akan segera punah dan rusak ekosistemnya.

 

Sumber Kebutuhan Masyarakat Adat Dusun Tanjung Jangan

 

Masyarakat dan pemuda adat Dusun Tanjung Jangan terlepas dari aktivitas alam, dengan begitu ketergantungan masyarakat adat dengan alam yang sangat tinggi, salah satunya yaitu menanam padi diladang. Sejak kampung dibuka masyarakat adat menanam padi diladang secara konvensional. Lebih dari 90 % masyarakat termasuk juga Pemuda adat sangat bersemangat dalam bertani seperti menanam padi dan sayur, Hal tersebut dilakukan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Jenis tanaman padi yang ditanam pun memiliki beberapa jenis yang ada yakni seperti Padi kaman, salon, pulut, dan masih banyak lagi jenis padi lainnya yang di olah sebagai memenuhi kebutuhan masyarakat Di Dusun Tanjung Jangan.

 

 

Penulis : Salbianto

Desain Dan Editor : Tim Media Kampanye Dan Informasi 

 

No Comments

Post A Comment